Kamis, 26 April 2012

Rasa

Hah bingun tak menentu dalam pikiranq n d tambh tekanan dari orang tuaku yg berlainan dg citaq.
Namun hrus gmn lg. Aq tk punya cukup bnyak informasi untuk menjawab semua pertanyaan ini. Ku tanya pada kawanku namun tetap sja. Qt hanya orang desa yg tk punya cukup informasi n dana untuk melanjutkan pendidikan. Mendng qt bertani aj hsilnya jelas n tak repot k kota n berpusing2 dsna(sahut temanq)
Namun dalam benak jiwaq ku tetap berontak. Kuingin tetap berpendidikan tinggi. Ntah ntar aq bekerja menjdi apa hal itu bukan masalah bgiku. Yg penting bgiku adalah sekolah setinggi mungkin.
Yach akhrnya kelulusan sekolah dasarku pun tlah usai. Tapi ku kumasih kebingungan untuk melanjutkan sekolahku.
Sst ku beranikan bertanya sma seorang ustadz yang ada d desaq. Alhamdulilah ternyata dia membrikan aq jalan tuk melanjutkan pendidikanq yg lebih tinggi. Pak ustadz tersebut membrikan aq informasi yg menurutku sangat berguna. Dy tak hanya membrikan informasi tentang sekolah saja tapi ia jg membrikan aq informasi tentang panti asuhan yang dapat membrikan aq tumpangan tempat tinggal n tidak membratkan biaya bagi orang tuaku. Yach inilah yg kuharapkan.
N d lain hri aq d antar oleh ustadz yg membritahu aq informasi tentang itu.
Betapa tidak menyangka ternyata bngunan dsitu lbih bgus dr rumah rumah didesaku. Dalam htiku aq berkata betapa beruntungnya jika aq dsna. Setelah itu aq skalian d daftarkan oleh p.ustadz itu dsna. Aq plang ke desaku n bercerita tentang hal itu. Namun semua tidak ada yang 5u ikut. Namun tidak apalah aq hrus tetap mengapai cita citaku guramku didalam hti. Namun ada masalah lagi. Aq belum memberi tau ibuku. Htiku bergejolak begitu besar. Kemudian ku bergegas pulang untuk menyampaikan pada ibuku bahwa aq ingin belajar ke kota. Hatiku begitu berdebar ternyata ibu tidak setuju karna mengingat untuk kbthan shri2 sja qt sudah pas pasan apalagi d tambah dg biaya pendidikan d kota yang katanya sangat mahal. Dengan nada merayu ku critakan tentang panti asuhan itu kepada ibu n fasilitas2nya. Namun ibu tetap tidak setuju karna dia tidak mau d tingalkan oleh anak satu satunya. Dengan sangat kecewa ku hadapi semua ini n aq dengan langkah yg lesu kerumah p.ustadz tuk menyampaikan pembatalan aq d panti asuhan. Pak ustadz meresponnya dengan baik n menanyakan sebab mengapa d batalkan. Kemudian pak ustadz mengajaku ke rumahku n bertemu dengan ibuku untuk membhas hal ini. Akhrnya aq d dperbolehkan oleh ibu juga lega rasanya mendngar kbar itu. N seminggu kemudian aq berangkt n daftar d sekolah yg tlah dsdiakan dsna

Lanjut. . . .
Semua tak terlihat pada awalnya. Itulah kata yg tepat yg bisa aq gambrkn ketika aq d panti asuhan. Kehidupan dsni lebih sadis dr pda d desa. Betapa tidak. Kita lengah terhadap brang brharga saya dg sekejap langsung hilang. N untk menelusurinypun jg susah krn dsni bnyak sekali org. N
Point2#
Masih ingatkah kau ketika ku bangunkan kau dengan mengatakanmu
"hay mayat ayo bangun" dan seketika itu aq dan tman d sampingmu merasa geli melihat kejadian itu. Namun kau mlah bermuka lucu dengan penuh tanda tanya dg membuka selimut yang menutupi u kemudian kau menutupnya kembali.
N masih ingatkah kau ketika kau tak kuatlagi menahan buang hajat n kmar mandi sedang d gunakan betapa lucunya wajahmu dan ketika kau kau keluarkan mtor dg menahan keinginan buang hajat u menuju pom bensin yg berada d dekat kosan kita.
Atau ingatkah engkau ketika kucoba masak dg alat dan bumbu seadanya. Ketika itu masakanq gosong n engkau mengatakannya enak. Padahal aq sendri merasa engan memakan itu. Kau memang sunguh berbudi mulia dalam menghormati siapa sja.

Sunguh suatu pengalaman yang tdk bisa kita temui d rumah ataupun kos qt skrng. Dmn qt dlu hrus brsusah namun jg byk kesenangan yang muncul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar